Sumber: Unsplash
Siapa yang tidak tahu Netflix? Ya,hampir semua Gen-Z tahu platform streaming film online Netflix.
Di awal kemunculan Netflix di Indoneisa, banyak sekali penolakan hingga pemblokiran seperti dari biaya member yang cukup mahal hingga pemblokiran akses yang dilakukan oleh Telkomsel dan Indihome. Direktur Utama PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk, Ririk Adriansyah menjelaskan mengenai dua hal besar pemblokiran Netlfix.
“Secara bisnis kita ingin membuka Netlfix tapi kita sadar Netflix memiliki beberapa kelemahan. Dalam beberapa waktu terakhir kita sedang berdiskusi dengan Netflix,” tuturnya.
Alasan pertama Telkom memblokir akses Netlix adalah perlindungan terhadap data konsumen yang masih dipertanyakan. Kedua, terdapat sejumlah konten di Netflix yang kurang sesuai dengan budaya masyarakat di Indonesia. Pihak Telkom dan Netlfix sedang berdiskusi mengenai pembukaan akses Netflix.
Di pertengahan bulan Juni 2020, Telkom membuka akses Netlflix dengan merilis fitur kontrol orang tua, penggunaan PIN untuk mengamankan profil dan akun, pengguna dan filter konten sesuai dengan umur pengguna.
Pembukaan blokir akses ini disambut dengan baik oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan masyarakat, dengan berhasil bekerjasama dengan layanan streaming Netflix untuk menayangkan film-film dokumenter edukatif yang bertujuan untuk menjadi sarana belajar bagi peserta didik di Indonesia di masa libur kalender akademik.
“Kami berharap upaya ini disambut baik dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat untuk terus memperluas wawasan dengan cara yang lebih menghibur,” ujar Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Film dokumenter Netlfix akan ditayangkan di stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) mulai dari 20 Juni 2020 setiap pukul 21.30 dan akan ada tayangan ulang setiap hari Rabu dan Minggu pukul 09.00 WIB.
Inilah enam film dokumenter edukatif yang akan ditayangkan.
1. Our Planet
Bercerita mengenai keindahan planet kita dengan membahas bagaimana perubahan iklim berdampak kepada semua makhluk hidup, seperti kehidupan fauna yang hidup di darat, laut, udara hingga hewan yang hidup di wilayah kutub. Film dokumenter “Our Planet” disertai dengan voice over dan narasi yang seru dan menarik. Film ini memiliki 8 episode dengan rata-rata durasi 48-53 menit.
2. Street Food Asia
Film dokumenter ini sempat viral di Indonesia, membahas Mbah Satinem sebagai penjual jajanan pasar yang sudah lebih dari 50 tahun. “Street Food Asia” menghadirkan kisah-kisah menarik tentang kuliner di benua Asia. Para penjual makanan bercerita mengenai makanan yang mereka jual hingga kehidupan yang mereka jalani. Film ini memiliki 9 episode dengan rata-rata durasi 30-34 menit.
3. Tidying Up With Marie Kondo
Marie Kondo adalah seorang konsultan tata rumah yang berasal dari Jepang. Marie akan mengajarkan berbagai macam teknik untuk membuat barang-barang yang sudah tidak berguna menjadi barang yang bagus dan berguna.
4. Spelling The Dream
Menceritakan empat orang anak India-Amerika yang berjuang di perlombaan “Scripps National Apelling Bee 2019”. Syarat perlombaan mewajibkan setiap peserta menguasai 60.000 lebih kata dan mengucapkannya dengan benar di hadapan para juri. Film ini akan menayangkan kesulitan yang dihadapi oleh keempat anak India-Amerika. Film ini sangat cocok untuk para pelajar menguasai kosa kata. Film “Spelling The Dream” hanya memiliki 1 episode dengan durasi 82 menit.
5. Chasing Coral
Film “Chasing Coral” akan menampilkan petualangan di laut dari sudut pandang penyelam, ilmuwan dan fotografer mengenai misteri hilangnya terumbu karang dengan sangat cepat. Film ini akan memanjakan mata dengan gambar-gambar keindahan laut. Film ini hanya memiliki 1 episode dengan durasi 93 menit.
6. Night On Earth
Sesuai dengan judul, film ini menceritakan tentang kehidupan malam para hewan liar. Untuk mendapatkan gambar para hewan, produksi film ini menggunakan teknologi kamera low-light. Film ini memiliki 6 episode dengan durasi 40-52 menit.
Kehadiran film dokumenter edukatif Netflix sangat diharapkan untuk menjadi sarana belajar yang lebih menghibur dan menambah wawasan lebih luas.
Penulis: Avifah Yuthika
Editor: Faliha Ishma Amado
Approved by: Emma Aliudin
Comments