top of page
  • Writer's picturekompressupj

Delapan Karakteristik Fundamental Media Sosial yang Harus Kita Tahu!

Oleh : Fasya Syifa Mutma, S.I.Kom., M.I.Kom

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

sumber foto : https://topcareer.id/

Media sosial kini telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Media sosial merupakan pengembangan teknologi digital yang mulai muncul pada akhir abad ke-19. Kemunculan media sosial diawali oleh kemunculan internet pada tahun 1970-an (Sartika, 2019). Kaplan dan Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai ‘kelompok berbasis internet aplikasi yang dibangun berdasarkan ideologis dan dasar teknologi dari Web 2.0 dan yang memungkinkan pembuatan dan pertukaran konten yang dibuat pengguna' (Tench, 2017, p. 39).

Semakin berkembangnya media sosial, semakin bertambah pula penggunanya. We Are Social mencatatkan jumlah pengguna media sosial global terus meningkat setiap tahunnya, sehingga, pada Januari 2021, angkanya mencapai 4.2 miliar pengguna (Bayu, 2021). Di Indonesia sendiri dengan total penduduk 274.9 juta, tercatat 170 juta di antaranya telah menggunakan media sosial, angka penetrasinya sekitar 61.8 persen (Stephanie, 2021).

Aplikasi media sosial yang termasuk ke dalam jenis jejaring sosial yang banyak digunakan orang Indonesia adalah YouTube, WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok (Stephanie, 2021). Media sosial biasa digunakan oleh individu untuk membangun interaksi secara online, membangun relasi, membagikan cerita dan pengalaman, saling berbagi informasi, saling memberi update tentang keseharian, dan sarana untuk keep up with trends. Namun, ternyata, kini media sosial turut digunakan oleh organisasi atau individu untuk membangun citra, membangun keterlibatan dengan audiens, dan tentunya memaksimalkan upaya pemasaran dari organisasi atau bisnisnya.

Menurut data, sekitar 60 persen di antara pengguna internet di Indonesia ini menggunakan media sosial untuk bekerja seperti menjalin relasi dan menjalankan bisnis (Stephanie, 2021).

Pengguna media sosial, baik itu untuk personal maupun organisasi, penting untuk mengetahui karakteristik dari media sosial agar bisa memanfaatkannya sebaik mungkin. Berikut terdapat delapan karakteristik fundamental media sosial yang dikemukakan oleh Tench (2017, p. 40-42):

1. The Interactive Turn

Media sosial memungkinkan pengguna untuk bisa berinteraksi dan terlibat dalam dialog, kolaborasi dan penciptaan konten dibandingkan hanya sekadar memilih dan mengonsumsi suatu konten.

2. Turbocharging Two-way Communication

Melalui fitur interaktif dan akses terbuka, media sosial memungkinkan dan memfasilitasi komunikasi dua arah. Tidak hanya bisa mengirim atau hanya menerima informasi saja, namun media sosial juga memungkinkan pengguna memberikan feedback atas suatu informasi.

3. Monologue to Dialogue

Dengan peluang komunikasi dua arah, media sosial turut memfasilitasi dialog antar pengguna. Jadi tidak hanya ber-monolog, namun pengguna dapat menciptakan percakapan dengan pengguna lainnya.

4. Consumers to ‘Prosumers’ and ‘Produsers’

Perkembangan media sosial telah mengubah stigma bahwa audiens adalah seorang yang pasif. Sekarang, media sosial tidak hanya memungkinkan pengguna menjadi konsumen (pengonsumsi konten) namun juga bisa menjadi produser (pembuat konten).

5. Engagement

Engagement kini menjadi kata kunci dalam praktik marketing dan public relations. Engagement bisa meliputi klik, views, ‘likes’ atau ‘loves’, ‘follows’, comments, dan shares. Saat ini, media sosial menawarkan peluang besar untuk keterlibatan melalui kapasitas komunikasi dua arah yang mengarah ke dialog dan kolaborasi. Beberapa organisasi yang progresif menggunakan media sosial untuk melibatkan karyawan, pelanggan dan stakeholder mereka dalam perencanaan project dan bahkan produksi konten.

6. Relationship

Melalui kemampuan interaktif yang memungkinkan komunikasi dua arah, dialog dan keterlibatan, media sosial dapat berkontribusi untuk membangun dan memelihara hubungan. Meskipun komunikasi online tidak bisa menggantikan komunikasi interpersonal secara langsung, namun dapat memperluas komunikasi secara temporal dan spasial - mis. orang tidak harus ditempatkan bersama dalam waktu dan ruang yang sama untuk berinteraksi online. Kontak dapat dipertahankan melalui jarak yang sangat jauh.

7. Top-down to Bottom-up dan Side-to-Side (peer to peer)

Hampir semua orang dapat mengakses media sosial dan mendistribusikan informasi, hal ini berarti bahwa komunikasi publik tidak lagi mengalir secara dominan top-down dari elit seperti pemimpin politik dan manajemen. Dengan media sosial, komunikasi mengalir dari bawah ke atas dan dari sisi ke sisi dalam masyarakat - disebut sebagai peer-to-peer (P2P). Sebagai contoh, ketika mencari hotel untuk liburan, orang akan lebih memercayai review dari konsumen-konsumen dibandingkan dengan apa yang disampaikan oleh organisasi tersebut melalui website atau media sosial organisasi yang biasanya bersifat promosi.

8. One-to-One, to One-to-Many, to Many-to-Many

Media massa telah menciptakan peluang untuk pendistribusian informasi dari satu orang kepada banyak orang. Kemudian, era media kedua juga telah membawa kesempatan bagi banyak orang untuk berbicara dengan banyak orang. Pelanggan dapat berbagi pengalaman tentang suatu produk atau layanan online. Warga dapat membagikan perasaan mereka dan berbagi pandangan tentang masalah politik.

Dengan mengetahui karakteristiknya, diharapkan kita bisa memaksimalkan penggunaan media sosial baik itu untuk tujuan pribadi maupun tujuan organisasi.


Approved and edited by: NB

Referensi :

Bayu, D. J. (18 Februari 2021). Jumlah Pengguna Media Sosial di Dunia Capai 4.2 Miliar. Katadata.co.id. Diakses pada 19 Juni 2021 dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/18/jumlah-pengguna-media-sosial-di-dunia-capai-42-miliar

Sartika, R. E. A. (23 Mei 2019). Penemuan yang Mengubah Dunia: Media Sosial, Kenapa Bikin Panik saat Diblokir?. Kompas.com. Diakses pada 19 Juni 2021 dari https://sains.kompas.com/read/2019/05/23/220400623/penemuan-yang-mengubah-dunia--media-sosial-kenapa-bikin-panik-saat-diblokir-?page=1


Stephanie, C. (24 Februari 2021). Riset Ungkap Lebih dari Separuh Penduduk Indonesia “Melek” Media Sosial. Kompas.com. Diakses pada 19 Juni 2021 dari https://amp.kompas.com/tekno/read/2021/02/24/08050027/riset-ungkap-lebih-dari-separuh-penduduk-indonesia-melek-media-sosial

Tench, R., & Yeomanz, L. (2017). Exploring public relations, global strategic communication. Pearson: United Kingdom.

26 views0 comments
Post: Blog2_Post
bottom of page