Ditulis oleh: Fathiya Nur Rahmi
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Jaya
Saat ini kita hidup di mana teknologi berkembang sangat pesat terlebih jika membahas tentang teknologi komunikasi. Pertukaran informasi yang menjadi ciri utama dari komunikasi menjadi lebih mudah dan membutuhkan waktu yang lebih singkat dengan adanya perkembangan teknologi. Jika berbicara tentang teknologi komunikasi, tidak hanya membahas tentang kemajuan media sebagai sarana penyebaran informasi, namun juga segala platform yang memudahkan kita dalam berkomunikasi.
Hampir semua platform komunikasi saat ini berbasis digital. Maka tidak heran jika angka penggunaan internet saat ini menunjukan angka yang cukup tinggi yakni sekitar 3,3 miliar orang merupakan pengguna web yang aktif (AgingInPlace, 2018). Angka tersebut menunjukan setengah dari populasi manusia saat ini di seluruh dunia. Banyaknya informasi yang dapat diakses ataupun disebarkan dalam waktu yang singkat menjadi sebuah fenomena saat ini dan tentunya kemajuan teknologi komunikasi berdampak pada aspek kehidupan masyarakat sehari-hari.
Melihat fenomena tersebut, tidak heran jika perkembangan teknologi komunikasi juga mempengaruhi perkembangan sosial masyarakat. Teknologi yang semula dibuat untuk memudahkan pekerjaan dan komunikasi, seiring dengan berjalannya waktu teknologi berpengaruh pada setiap kegiatan yang dilakukan manusia. McLuhan menjelaskan terkait dengan perkembangan teknologi dan perubahan kehidupan manusia dalam Teori Determinisme Teknologi, yakni perubahan yang terjadi dalam berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk keberadaan manusia itu sendiri, teknologi akan membentuk cara berperilaku dan cara berpikir manusia (Surahman, 2016). Terdapat pro dan kontra terkait dengan adanya Teori ini. Banyak pihak yang mendukung determinisme teori berpendapat bahwa roda perubahan sosial disebabkan oleh perkembangan teknologi karena teknologi sangat berkaitan dengan segala aspek kehidupan masyarakat (Ratmanto, 2005).
Sedangkan kaum social construction yang menentang adanya teori ini mengungkapkan bahwa teknologi hanya dilihat sebagai alat atau mesin yang penggunaannya ditentukan oleh manusia. Mereka menempatkan manusia sebagai aktor utama di dalam perubahan sosial termasuk sejarah di dalamnya dikendalikan oleh orang-orang yang memiliki pengaruh luas pada lingkup kehidupan masyarakat (Ratmanto, 2005). Adanya pandangan yang mendukung dan menentang teori determinisme teknologi tersebut adalah benar ketika yang diyakini bahwa teknologi adalah produk masyarakat. Perbedaannya terletak pada sejauh mana teknologi dapat mempengaruhi perubahan perilaku sosial masyarakat. Dalam (Hughes, 1995) dijelaskan mengenai momentum teknologi yakni:
“A technological system can be both a cause and an effect; it can shape or be shaped by society. As they grow larger and more complex, system tend to be more shaping of society and less shaped by it. Therefore, the momentum of technological system is a concept that can be located somewhere between the poles of technical determinism and social constructivism.”
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa perkembangan sistem teknologi dapat menjadi sebab dan akibat dalam perubahan sosial. Ketika sistem terus berkembang dan menjadi lebih kompleks maka perubahan sosial bisa membentuk dan bisa pula terbentuk dari perkembangan teknologi. Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain sehingga bisa diposisikan pada penyebab dan akibat dalam perubahan sosial. Sejalan dengan pernyataan (Hughes, 1995) bahwa antara perkembangan teknologi dan perubahan sosial di masyarakat saling berkaitan kemudian (Lim, 2003) mengungkapkan:
“Both technology and culture involve continuous process of change, adaptation and reliant on each other for the simple fact that the human factor lies behind the production and consumption of technology, through combination of people’s motivations, skill and communication network.”
Pernyataan tersebut memperjelas jika teknologi dan budaya masyarakat saling bergantung satu sama lain. Hasil dari produk perkembangan teknologi merupakan kombinasi dari motivasi, keahlian dan jaringan komunikasi yang dihasilkan manusia melalui interaksi sosial dan budaya yang ada pada masyarakat sehingga keduanya merupakan hal yang saling berkaitan. Sebagai contoh pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari adalah teknologi komunikasi yang sangat berkembang pada saat ini. Adanya berbagai platform yang dapat memudahkan kita dalam proses berkomunikasi adalah produk kreativitas juga disesuaikan dengan kebutuhan masyakarat.
Seperti dalam telepon pintar terdapat berbagai fitur yang memudahkan dalam berkomunikasi salah satunya adalah aplikasi WhatsApp Messenger. Melalui aplikasi tersebut pengguna dapat saling bertukar pesan baik secara personal maupun grup dalam waktu yang singkat tanpa adanya batasan jarak selama terhubung dengan koneksi internet yang stabil. Ditambah dengan berbagai fitur lainnya yang memungkinkan pengguna untuk mengirim gambar, video, suara, lagu bahkan file yang kemudian sering digunakan untuk dalam keperluan professional kerja bukan hanya personal.
Belum lagi aplikasi lainnya seperti Twitter, Instagram, dan Facebook yang menyajikan informasi secara lebih luas cakupannya dan dengan berbagai fitur khas sosial media yang menjadi media bagi seseorang dalam mengintrepretasikan citra diri. Lahirnya berbagai kemajuan teknologi komunikasi berawal dari adanya kebutuhan sosial masyarakat saat ini yang membutuhkan informasi dalam waktu singkat dan efisien. Sehingga secara otomatis kehidupan sosial masyarakat pun akan menyesuaikan dengan adanya perkembangan teknologi tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan jika teknologi merupakan produk intelektual masyarakat dan teknologi dibentuk oleh masyarakat. Tapi ketika teknologi sudah berkembang maka masyarakat harus menyesuaikan dengan teknologi tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Jadi, jika timbul pertanyaan dan kontroversi mengenai determinisme teknologi, jawabannya adalah teknologi dan kehidupan sosial masyarakat berjalan beriringan, karena berawal dari kebutuhan masyarakat teknologi terus mengalami perubahan dan kehidupan masyarakat akan terus menyesuaikan dengan teknologi yang ada. Dalam teknologi komunikasi yang paling terlihat adalah adanya media sosial, jika seseorang merasa membutuhkan media sosial dalam aktualisasi diri maka akan mengikuti perkembangan media sosial tersebut, namun jika dirasa tidak dapat memenuhi kebutuhannya maka media sosial tersebut akan ditinggalkan atau bahkan tidak digunakan.
Approved and edited by: Naurissa Biasini
DAFTAR PUSTAKA
AgingInPlace. (2018, January 20). Technology. Retrieved March 2019, 2019, from aginginplace.org: https://www.aginginplace.org/technology-in-our-life-today-and-how-it-has-changed/
Hughes, T. (1995). Technological Momentum. In Smith, R. Merrit, Marx, & Leo, Does Technology Drive History: The Dilemma of Technological Determinism. Cambridge: The MIT Press.
Lim, S. (2003, October 15). Technology and Culture: A Quintessential Human Activity. Retrieved March 25, 2019, from http://www.unpd.org.my/factsheet/docs/ICTgWriting2TechnologyAndCulture,15Oct03
Ratmanto, T. (2005). Determinisme Teknologi dalam Teknologi Komunikasi dan Informasi. Jurnal Komunikasi Mediator, 6. doi:https://doi.org/10.29313/mediator.v6i1.1175
Surahman, S. (2016, April 01). Determinisme Teknologi Komunikasi dan Globalisasi Media terhadap Seni Budaya Indonesia. Jurnal Rekam, 12. Retrieved March 24, 2019, from http://journal.isi.ac.id/index.php/rekam/article/viewFile/1385/265
Comments