Ditulis oleh: Fathiya Nur Rahmi, M.I.Kom
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Jaya
Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak pada semua sektor kehidupan masyarakat, tidak terkecuali komunikasi. Dengan adanya kemudahan berkomunikasi yang tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu tentu akan memiliki peran bagi komunikasi antar budaya. Tambaruka dalam Karim (2015) menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang dapat menimbulkan efek tertentu.
Komunikasi selalu menghendaki adanya tiga unsur, yaitu sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination). Antara komunikasi dan budaya sangat memiliki keterkaitan yang erat, di mana salah satu fungsi yang penting dalam komunikasi adalah transmisi budaya, ia tidak dapat terelakkan dan akan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu.
Menurut Liliweri dalam Karim (2015) komunikasi antar budaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui saluran komunikasi kepada orang lain yang keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghasilkan efek tertentu. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dapat menyediakan kesempatan yang bagi berlangsungnya komunikasi antarbudaya.
Internet sangat menjanjikan sebagai suatu sarana untuk meningkatkan komunikasi antarbudaya bagi penyaluran respons-respons berisikan kebutuhan-kebutuhan pengembangan dari berbagai masyarakat yang berada di belahan dunia yang masih tertinggal secara digital. Karakteristik internet yang mampu melintas jarak dan batas benua, maka komunikasi bermedia internet memungkinkan terjadinya fenomena pertukaran antarbudaya.
Nasrullah (2012) menjelaskan cyberculture adalah penyatuan budaya dimana personal computer, telepon, internet, dan multimedia menyediakan integrasi komunikasi. Levy dalam Nasrullah (2012) menjelaskan jika budaya siber, dimaknai sebagai budaya yang lahir dalam praktek interaksi manusia dengan internet, yang didalamnya mengembangkan teknologi maya, seperti forum, newsgroup, dan chats. Lebih lanjut dijelaskan jika budaya siber atau cyberculture beranjak dari fenomena yang muncul di ruang siber serta media siber.
Budaya pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang muncul dari proses interaksi antar individu, dalam konteks ini yaitu pengalaman individu dan atau antar individu dalam menggunakan serta terkait dengan media. Nilai-nilai ini diakui, baik secara langsung maupun tidak, seiring dengan waktu yang dilalui dalam interaksi tersebut.
Dengan adanya komunikasi antar budaya maka diperlukan suatu sikap yang lebih terbuka untuk memahami budaya orang lain dan dapat menghargainya untuk tujuan pemenuhan kebutuhan masyarakat satu dengan yang lainnya yang berbeda-beda. Akulturasi terjadi pada aspek perubahan dari komunikasi yang semula menggunakan media konvensional seperti komunikasi tatap muka, menjadi lebih luas cakupannya di era modern (Karim, 2015).
Perkembangan dan pertumbuhan internet dewasa ini telah mengubah wajah dunia. Berbagai hal yang sebelumnya terbatas oleh kondisi dan geografis kini perlahan mengabur, menjadikan pertukaran informasi berlangsung sepanjang waktu. Namun di sisi lain, kondisi ini juga semakin mengaburkan batasan antarbudaya, mengubah cara berkomunikasi antar budaya, dan secara langsung maupun tidak langsung menghadirkan percampuran budaya.
Dengan adanya bebagai kelebihan dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi, terdapat beberapa hal yang perlu diwaspadai sebagai efek dari fenomena cyber culture. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2008) diketahui bahwa kehadiran internet harus diwaspadai, karena mengaburkan bahkan meniadakan struktur-struktur yang selama ini sudah baku. Melalui penelitian tersebut juga dijelaskan, semestinya teknologi internet dapat memberikan manfaat untuk membantu dan pada akhirnya membentuk kultur di tengah masyarakat. Internet memberikan ruang baru bagi masyarakat, memfasilitasi ruang komunikasi dan pada akhirnya bisa digunakan untuk menyatakan pendapat. Inilah kultur yang berbeda sama sekali dengan kehidupan demokrasi di dunia nyata. (Editor: NB)
Referensi:
Karim, A. (2015). Komunikasi Antar Budaya di Era Modern. AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 3(2), 319–338. journal.stainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/.../1486 -
Nasrullah, R. (2012). Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Cyber. Kencana Prenadamedia Group.
Wulandari, T. A. (2008). Internet dalam kajian komunikasi antarbudaya.
Comments