top of page
  • Writer's picturekompressupj

MALAYSIA DAN KORUT PUTUS HUBUNGAN, ADA APA YA?

Baru-baru ini telah dikabarkan adanya perselisihan antar negara, Negara Malaysia dan Negara Korea Utara. Kabarnya, Korea Utara dengan tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Negara Malaysia tepatnya pada Kamis (19/03/2021) lalu. Hal ini mengejutkan banyak pihak termasuk Negara Malaysia sendiri, pasalnya Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Utara langsung angkat kaki dari pemerintahan Malaysia, bahkan Kim Jong Un sebagai presiden Korea Utara saat ini memerintahkan Kedubes tersebut untuk pergi dari Negara Malaysia dalam waktu 48 Jam.


Namun, ternyata bagi Korea Utara sendiri hal ini memiliki alasan yang sangat jelas. Pihak Korea Utara memiliki empat dakwaan terhadap Negara Malaysia yang cukup krusial bagi Negara Korea Utara. Berikut beberapa penjelasan dari pihak Korea Utara mengenai tutupnya Kedubes Korea Utara di Negara Malaysia.


Hal utama yang mendasari Korea Utara meninggalkan Malaysia, dikarenakan Malaysia melakukan ekstradisi terhadap seorang pria warga Korea Utara. Sebelum lebih jauh, KOMPRESS akan menjelaskan apa itu ekstradisi. Ekstradisi adalah proses di mana seorang tersangka yang ditahan negara lain yang kemudian diserahkan kepada negara asal tersangka untuk di siding sesuai perjanjian yang bersangkutan. Dengan demikian, terjadinya hal ini membuat pihak Korea Utara merasa geram terhadap Negara Jiran tersebut.



Photo by Republika.co.id

Mun Chol Yong ditangkap setelah Amerika Serikat menuduh dirinya melakukan pencucian uang melalui perusahaan-perusahaan dan mengeluarkan dokumen palsu yang ditujukan untuk mendukung pengiriman illegal ke Korea Utara. Mun sempat menolak permintaan ektradisi dengan alasan bahwa tuduhan itu bermotif politik.


"Malaysia mengecam keputusan itu sebagai tindakan tidak bersahabat dan tidak konstruktif, tidak menghormati semangat saling menghormati dan hubungan bertetangga yang baik di antara anggota komunitas internasional. Malaysia selalu menganggap Korut sebagai mitra dekat sejak terjalinnya hubungan diplomatik pada 1973," kata Kemenlu Malaysia.


Dua negara tersebut saling merasa kecewa, Malaysia merasa kecewa atas tindakan yang dilakukan oleh Korea Utara dan dianggap tidak konstruktif serta melanggar sanksi PBB. Sebaliknya, Korea Utara juga merasakan kekecewaan yang besar terhadap Malaysia karena pihaknya yang melakukan hal yang dianggap merugikan warga Korea Utara.


Tidak hanya Malaysia, namun Korut memberikan peringatan terhadap Amerika Serikat, "Kementerian Luar Negeri Korea Utara juga memberi peringatan kepada Washington bahwa mereka akan "membayar harga" untuk kasus ini," demikian disebutkan dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Korut.


Kejadian tersebut akhirnya membuat media di berbagai negara menyoroti kasus tersebut, dan Malaysia dibondong beberapa pertanyaan, salah satu pertanyaan tersebut adalah bagaimana kelanjutan perekonomian Malaysia jika Korut memutuskan hubungan diplomatik pada Malaysia. Yang secara lantang dijawab oleh Menteri Keuangan Malaysia, Tengku Zafrul Abdul Aziz.

“Saya kira tidak ada dampaknya, karena kontribusinya kecil,” ungkapannya terhadap wartawan saat itu.


Kejadian ini menjadi besar pembicaraan publik pasalnya Malaysia dan Korea Utara dianggap memiliki hubungan yang sangat baik bahkan mesra sejak 1973. Adanya kejadian tersebut membuat negara-negara lainnya menyayangkan kejadian yang menimpa keduanya.

Besar harapan masyarakat bahwa kelak hubungan kedua negara tersebut berangsur membaik dan rukun agar semua dapat menjalani aktivitas seperti sediakala.


Nah! Kejadian tersebut dapat menjadi sebuah informasi sekaligus menjadi pembelajaran bagi kita ya, Komunikan. Untuk tetap melaksanakan tugas dengan baik, serta menghindari perilaku merugikan untuk orang lain. Setiap tindakan yang akan kita lakukan, perlu dipikirkan dengan baik agar tidak terdapat dampak yang buruk bagi orang sekitar bahkan negara.


Source:


Penulis: Natasha Nadya

Editor: Alya

Approved by: Naurissa Biasini

20 views0 comments
Post: Blog2_Post
bottom of page