Ditulis oleh Nathaniel Antonio Parulian, S.Psi., M.I.Kom
Dosen Tetap Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Jaya
Setiap individu baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda sampai kepada individu yang memiliki latar belakang pendidikan dan finansial yang berbeda membutuhkan orang lain untuk mempertahankan diri khususnya dalam lingkungan sosial. Hal ini membuktikan bahwa tiap-tiap individu tidak dapat hidup seorang diri saja. Bentuk sikap yang dilakukan oleh individu dalam mempertahankan diri antara lain membangun hubungan sosial baik dalam keluarga, komunitas atau kelompok, organisasi sampai kepada masyarakat luas. Namun, pada prakteknya terkadang terjadi problematika yang kerap kali dihadapi oleh seseorang dalam proses membangun hubungan sosial yakni mengenai kepercayaaan diri.
Problematika yang kerap kali ditemui dalam lingkungan sosial terkait kepercayaan diri menitikberatkan pada faktor-faktor pemicu seseorang menjadi kurang percaya diri seperti akibat pengalaman buruk yang dialami dan dirasakan pada masa atau periode perkembangan hidup sebelumnya, sehingga menciptakan sikap ragu dan tidak percaya diri dalam menetapkan langkah dan membuat keputusan dalam hidup sehari-hari, termasuk dalam membuat keputusan saat dinamika menuju tahapan membangun hubungan sosial.
Selain itu. faktor pemicu seseorang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah yakni kurangnya rasa ingin tahu yang mendalam untuk melihat, mendengar serta merasakan hal-hal yang terjadi dilingkungan sekitar, sehingga individu tidak memiliki referensi atau acuan yang cukup dalam menetapkan langkah dan membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, tidak hanya problematika terkait kepercayaan diri saja yang kerap ditemui di lingkungan sosial melainkan dipertegas juga dengan ragam asumsi umum terkait kepercayaan diri terutama yang berhubungan dengan aspek-aspek sosial seperti aspek sosiologis dan psikologis. Secara sosiologis, bagi sebagian besar individu menganggap kepercayaan diri yang melekat di dalam diri seseorang tercipta dan tumbuh sejak lahir sehingga membuat sebagian besar individu merasa kurang beruntung. Selain itu, anggapan yang bergaung di tengah-tengah lingkungan sosial mengenai kepercayaan diri yaitu kepercayaan diri hanya terkandung di dalam diri seseorang yang berbakat atau populer dan seseorang yang memiliki bentuk fisik yang proporsional.
Tidak hanya asumsi secara sosiologis, namun terdapat asumsi psikologis dimana seseorang yang berbakat, populer dan seseorang yang memiliki bentuk fisik yang proporsional di nilai sebagai pribadi yang mampu, terampil dan cakap dalam menghadapi setiap situasi atau peristiwa yang ditemuinya sehingga akan lebih mudah menciptakan rasa percaya diri. Hal inilah yang membuat seseorang yang tingkat kepercayaan dirinya rendah merasakan dampaknya yakni semakin merasa tersisih. Apalagi ditambah dengan pujian dan penghargaan dari orang lain terhadap individu yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, akan semakin memperburuk kondisi psikologis bagi individu yang memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Bagi individu yang merasa memiliki kepercayaan diri yang rendah, hendaknya tidak perlu merasa khawatir. Berikut ini adalah cara-cara praktis agar individu mampu menjadi pribadi yang unggul dalam membentuk serta meningkatkan kepercayaan diri, Adapun beberapa langkah upaya yang dapat ditempuh antara lain:
1. Melakukan apa yang diri sendiri pikirkan, rencanakan dan inginkan
Memiliki keyakinan atas talenta, bakat, kemampuan, keterampilan serta pengetahuan yang melekat dan tertanam dalam diri sendiri dan semua hal tersebut memiliki fungsi atau manfaat yang berdampak bagi kehidupan diri sendiri dan lingkungan sosial. Ingatlah, setiap individu sudah diberikan talenta, bakat, kemampuan, keterampilan, serta pengetahuan yang berbeda-beda, sehingga setiap individu memiliki porsi, peran, dan fungsinya masing-masing dalam lingkungan sosial, dengan demikian tiap individu dapat melakukan apa yang diri sendiri pikirkan, rencanakan dan inginkan dengan cara dan tahapan (proses) yang disusun oleh masing-masing individu, bukan berasal dari cara dan tahapan (proses) yang disusun oleh orang lain.
2. Mengambil langkah untuk maju dengan 'mencoba’ sesuatu yang menarik perhatian
Mencoba sesuatu yang baru sebagai langkah strategis dalam memperkaya kemampuan dan keterampilan sekaligus dapat mengukur sampai sejauh mana tingkat kemampuan dan keterampilan yang diri sendiri miliki. Apabila diri sendiri memiliki dorongan (motivasi) untuk mencoba sesuatu yang baru dan berhasil melalui dan mencapainya, maka hal tersebut dapat dijadikan dasar untuk membuktikan dan menarik perhatian orang lain sehingga berpotensi untuk menuai pujian yang bermuara kepada meningkatnya rasa percaya diri.
3. Tumbuhkan sikap percaya bahwa diri sendiri dapat memberikan yang terbaik
Menumbuhkan sikap percaya bahwa diri sendiri memiliki kompetensi yang dapat digunakan sebagai syarat untuk berkontribusi melalui ragam aspek yang ada di dalam lingkungan sosial. Tanamkan pemahaman dalam diri sendiri, bahwa apapun yang diri sendiri lakukan dapat dipersembahkan untuk diri sendiri dan orang lain serta perasaan yakin dan percaya bahwa setiap tahapan yang dilalui merupakan bentuk yang terbaik. Lalu, berikan penghargaan bagi diri sendiri yang telah berjuang untuk mencapai suatu titik tertentu, dan mengabaikan tahapan pencapaian yang diraih oleh orang lain. Ingatlah, bahwa tingkat keberhasilan yang dicapai setiap individu relatif berbeda!
4. Berdamai dengan pengalaman pahit dalam hidup serta belajar darinya!
Salah satu alternatif dalam meningkatkan rasa percaya diri yang kerap kali dianggap sulit untuk dilakukan yakni dengan berusaha melupakan peristiwa yang terjadi di masa-masa perkembangan hidup sebelumnya diakibatkan dengan peristiwa tersebut sangat membekas dalam pikiran dan perasaan seseorang. Namun, dengan cara memaafkan seseorang atau sekelompok orang yang berperan menciptakan trauma di masa lalu secara bertahap akan berpotensi menciptakan perasaan lega dan ikhlas sehingga diri sendiri akan mampu mengambil bentuk pelajaran dan menghadapi bentuk peristiwa serupa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Sumber:
McClement, Mike. (2015). Brilliant: Increase your Self Confidence 2nd Edition. UK: Pearson
Editor: Naurissa Biasini
Comments