top of page
  • Writer's picturekompressupj

WFH, WFO, Yang Manapun Pasti Komunikasi Menjadi Termediasi

Ditulis oleh: Naurissa Biasini, M.I.Kom

Dosen Tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya


Saat ini meeting online sudah bukan hal luar biasa, kita dipaksa untuk terbiasa dengan komunikasi yang semakin termediasi.

Berkomunikasi secara virtual sudah bukan lagi menjadi hal yang asing atau luar biasa saat ini, bahkan prosesnya menjadi jauh lebih cepat, lebih canggih dari yang diperkirakan sebelumnya didorong oleh adanya pandemi. Berbagai bentuk komunikasi langsung pun sekarang menjadi termediasi karena adanya batasan untuk bertemu secara langsung.


Komunikasi termediasi terjadi ketika kita terkoneksi menggunakan media elektronik, bukan dengan tatap muka secara langsung (Adler, Russel, Proctor, 2017). Hampir seluruh komunikasi kita saat ini menjadi termediasi baik dengan keluarga, kerabat, rekan kerja, bahkan dengan tenaga kesehatan sekalipun.


Ketika awal kita dipaksa bekerja, belajar, maupun beraktivitas dari rumah, kita berusaha untuk menjadikan kondisi aktivitas kita seperti masih di kantor ataupun di kampus dan sekolah. Namun semakin terbiasa kita dengan kondisi ini, ada yang semakin atau tetap profesional, ada yang justru menurun performanya. Karena dengan adanya bentuk komunikasi yang termediasi oleh aplikasi ataupun media sosial ini membuat kita mudah berdalih dengan alasan jaringan untuk menutupi ketidaksiapan atau kesalahan komunikasi yang terjadi.


Ada baiknya kita kembali semangat meskipun masih banyak harus berkomunikasi secara termediasi meskipun sebagian dari kita telah kembali bekerja dari kantor. Kualitas perangkat saat ini mungkin lebih tinggi, tetapi teknologi untuk obrolan video bisnis dan panggilan konferensi pada dasarnya tidak berbeda dari apa yang kita harapkan dari smartphone yang layak: kita menggunakan suara, dan terkadang video, untuk berbagi ide, gambar, dan dokumen dengan rekan.


Namun, jangan membiarkan kesamaan teknologi membuat kita menyamakan juga kondisinya. Pertemuan bisnis—setidaknya di antara para profesional—beroperasi menurut seperangkat standar yang berbeda dari percakapan pribadi loh!


Ketika kesuksesan dipertaruhkan, sebagai seorang profesional, kita baiknya mengikuti beberapa aturan dasar tetapi penting di bawah ini (Adler, Russel, Proctor, 2017):


  • Sebelum rapat, pastikan semua peserta memiliki agenda dan salinan dokumen yang akan dibahas.

  • Dalam percakapan telepon, para pihak harus mengidentifikasi diri mereka kapan pun diperlukan untuk menghindari kebingungan. (“Reni berbicara di sini dengan pertanyaan untuk Nathan....”)

  • Cobalah untuk menghindari menyela orang lain atau meninggalkan orang lain hanya karena Anda tidak dapat melihatnya.

  • Jauhkan gangguan (telepon berdering, membanting pintu, anjing menggonggong, dll) seminimal mungkin.

  • Gunakan peralatan sebaik mungkin. Speaker dan kamera yang murah mungkin membuat sulit untuk saling memahami.

Kita tidak perlu terdengar berlebihan atau bertindak di luar karakter untuk memenuhi standar ini. Tidak perlu beli berbagai perangkat mahal atau make up berlebihan. Idenya adalah menjadi versi diri Anda yang terorganisir dengan baik dan efisien. Yuk kita berkomunikasi termediasi dengan lebih efektif dan profesional!


Sumber: Looking Out Looking In: Fifteenth Edition Ronald B. Adler, Russell F. Proctor II



11 views0 comments
Post: Blog2_Post
bottom of page