Penulis : Clara Evi Citraningtyas
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
Masa pandemi memang membatasi gerak kita. Demi kesehatan dan keselamatan bersama, kita dihimbau untuk banyak tinggal di rumah saja. Tapi ngapain ya di rumah? Gabut banget nggak sih?
Tinggal di rumah saja bukan berarti kita musti gabut. Pandemi ini mengajarkan pada kita bahwa ternyata kita bisa berbuat banyak dari rumah. Kita bahkan bisa meningkatkan kualitis diri. Bagaimana caranya? Dengan membaca cerita fiksi atau novel.
Membaca cerita? Ih jadul banget. Mengapa harus membaca? Bukankah sudah banyak cerita atau novel yang diangkat ke layar lebar dan difilmkan? Mengapa kita musti repot membaca novelnya? Apa manfaatnya?
Ternyata, membaca fiksi adalah kegiatan tidak hanya menyenangkan, tapi juga menyimpan banyak manfaat. Dengan membaca cerita fiksi, kita tidak hanya menikmati entertainment, tetapi juga bisa meningkatkan kualitas diri. Yuk kita simak tiga keunggulan membaca cerita fiksi.
Meningkatkan Attention Span
Apa itu attention span? Attention span adalah rentang waktu yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk fokus melakukan suatu kagiatan. Semakin panjang attention span seseorang, maka semakin lama pula seseorang mampu berkonsentrasi melakukan suatu kegiatan. Sedangkan semakin pendek attention span seseorang, semakin pendek kemampuan konsentrasi orang tersebut.
Menurut Ashish Annachhatre (2019), attention span manusia semakin lama semakin pendek. Dalam artikelnya yang berjudul The Shortening of Human Attention Span, Annachhatre menyebutkan bagaimana rentang perhatian manusia kian menyusut. Di tahun 2000, rata-rata rentang perhatian manusia adalah 12 detik. Kemudian menurun menjadi 8 detik di tahun 2013, dan menyusut lagi menjadi hanya 6 detik di tahun 2019! Padahal, masih menurut artikel yang sama, rentang attention span seekor ikan mas saja adalah 9 detik. Berarti kita memiliki attention span lebih pendek dibandingkan ikan mas! Sedih gak sih?
Selain menyedihkan, ternyata ini juga mengkhawatirkan. Seperti kita ketahui, attention span berkaitan erat dengan kemampuan konsentrasi seseorang. Dengan mampu berkonsentrasi lebih lama, orang tersebut akan mampu menyelesaikan lebih banyak hal dan akan lebih berkesempatan untuk berprestasi. Kita semua sama-sama dikaruniai 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Namun demikian, kemampuan menyelesaikan tugas bisa berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain. Ada yang tugasnya cepat selesai, ada yang lama sekali. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan berkonsentrasi. Mereka yang mampu berkonsentrasi lebih lama akan lebih cepat menyelesaikan tugas dibandingkan yang daya konsentrasinya rendah. Banyak penelitian juga menyebutkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara konsentrasi dan prestasi.
Nah, agar attention kita meningkat, banyak-banyaklah membaca. Kalau dilakukan dengan benar, membaca terbukti memperpanjang rentang perhatian kita. Dengan demikian, kita tidak hanya mendapat manfaat dari isi bacaannya, tetapi kita juga melatih memperpanjang attention span kita.
Mengasah Imajinasi
Pernahkah kita merasa kecewa saat menonton film yang diangkat dari novel? Kita merasa kalau film nya tidak sebagus novelnya? Mengapa? Ini terjadi karena apa yang kita imajinasikan saat membaca novelnya, tidak terpenuhi dalam film.
Saat kita membaca novel, imajinasi kita bisa bebas dan tidak terbatas. Kita bisa membayangkan tokoh utama dengan berbagai fitur dan gayanya ataupun lokasi cerita dengan berbagai detil keindahan atau keunikannya. Kita dikaruniai oleh Sang Khalik kemampuan untuk bisa ‘membuat film’ versi kita sendiri melalui imajinasi kita. Kemampuan ‘memfilmkan’ cerita yang kita baca dalam pikiran kita masing-masing ini, jauh lebih indah dibandingkan film yang pernah dibuat oleh sutradara ternama sekalipun. Pantas saja kita kecewa saat menonton versi film yang ditayangkan, karena daya imajinasi kita jauh lebih dahsyat dan luar biasa dibandingkan versi filmnya.
Kemampuan berimajinasi ini juga sangat bermanfaat bagi kreativitas, inovasi, dan kemajuan peradaban manusia. Oleh karenanya kita perlu mengasahnya secara terus menerus. Salah satu cara paling efektif mengasah imajinasi adalah dengan membaca cerita fiksi. Dengan sering membaca cerita fiksi, daya imajinasi kita terlatih dan terasah.
Meningkatkan Kosa Kata
Tahukah kita bahwa memiliki kosa kata yang banyak itu penting? Jumlah kosa kata seseorang, atau sering disebut juga vocabulary size, menjadi kunci kesuksesan seseorang. Kosa kata yang kaya diperlukan untuk komunikasi yang efektif, dan juga akses berbagai informasi baru. Bahkan menurut Meredith Rowe, seorang dosen dari Harvard University, kosa kata berkaitan erat dengan prestasi akademis seseorang. Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa kosa kata adalah kunci untuk membuka jendela dunia.
Salah satu cara efektif meningkatkan kosa kata adalah dengan membaca. Dari berbagai macam jenis bacaan, ternyata cerita fiksi adalah jenis bacaan yang paling membantu meningkatkan kosa kata. Dibandingkan buku non-fiksi, buku fiksi memberikan kosa kata yang jauh lebih kaya. Dalam sebuah artikelnya yang berjudul The Surprising Power of Reading Fiction (2018), Courtney Seiter mengutip hasil sebuah penelitian yang membuktikan korelasi antara membaca fiksi dan jumlah kosa kata. Penelitian yang melibatkan lebih dari 287.000 responden tersebut mencatat bahwa mereka yang membaca banyak buku fiksi memiliki kosa kata yang jauh lebih banyak dibandingkan mereka yang membaca buku non fiksi.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk kita tingkatkan kualitas kita dengan membaca fiksi. Selain seru dan tidak perlu keluar rumah, ternyata sarat manfaat.
Editor: Naurissa Biasini
Comments